Selasa, 23 Agustus 2016

PEDALKU DI JURANG JERO



🚲 PEDAL KU DI JURANG JERO 🚲


         Teriknya mentari pagi itu masih dirasa mengenang. Laju awan pun ikut menemani mentari, aahh... rasanya ingin melupakan yang sudah berlalu dan dilalui namun, alhasil seperti yang dirasa teman-teman goes saat itu.

         Yaa padahal sudah hampir satu pekan kami melewati hari ceria lalui bersama, tapi masih saja keceriaan itu rasanya ingin terulang kembali. Itulah saat kami goes bareng menuju "JURANG JERO". Betul sekali kalau nama JURANG JERO memang sudah tidak asing lagi bagi para goesers, terutama bagi mereka yang ingin berlatih sepeda downhill. Medannya ga begitu terlalu dibilang extreem namun kami memandang sudah cukup menantang bagi kami yang baru-baru saja menggeluti sepeda.

AWAL SAMBUT FAJAR MENTARI

        Seperti agenda yang telah berjalan rutin sebelumnya, memang kami sengaja menyempatkan untuk acara goes bareng ini di hari jum'at. Tidak banyak juga memang waktu yang kami butuhkan untuk goes bareng ini hanya berkisar -+ 3-5 jam saja (maklum karna kami pekerja dan telah berkeluarga). Diawali dari pembicaraan santai sampai menghasilkan keputusan yang serius. Hari selasa menjelang masuk hari rabu biasanya teman-teman goes sudah grusak-grusuk membicarakan perencanaan untuk acara goes bareng di hari jum'atnya. Rata-rata kami memang pekerja yang bekerja di satu tempat perusahaan kecil namun, alhamdulillah semua atas kemudahan dari Alloh semata serta dengan keringanan dari perusahaan kami pun mendapat kesempatan untuk adakan touring sepeda bersama dihari jum'at. Pembicaraan perencanaan goes pun semakin serius saat memasuki hari kamis, masing-masing dari kamipun mengutarakan trek arena yang akan kami gunakan untuk mancal. Akhirnya terpilihlah nama JURANG JERO dan menjadi kesepakatan kami untuk acara goes bareng pada hari jum'at pekan ini.

      🚲 SAATNYA MANCAL 🚲

      Hari yang di nanti itupun tiba, jum'at 16 Dzulqo'dah 1437H bertepatan dengan 19 agustus 2016M kami pun mengadakan persiapan dipagi harinya. Kami ber_enam, aku ibnu dan lima rekanku, abu Umair (pak abu), mas Zaid, pak Eko, Mas Abdurrohman dan den baguse yaitu mas Agus sudah siap mancal.

        Pukul 6 pagi adalah waktu yang kami sepakati bersama untuk berkumpul di depan gudang milik perusahaan kami. Sekitar pukul 6 aku tiba di gudang ternyata disana sudah ada pak abu dengan MOSSO nya, mas Zaid dengan MELANO NYA dan pak Eko dengan POLYGON premier nya. Sampai digudang aku pun langsung mendapat informasi dari pak abu kalau mas Agus mendapat musibah, sepeda DJ drugster nya pada ban belakangnya mengalami kebocoran. Aku pun gak pikir panjang, langsung saja aku susul dengan sepeda motor yang aku kendarai.

        Siap..!!! Akupun memahami instruksi yang di sampaikan pak abu tempat dan posisi dimana mas Agus berada. Saat bertemu mas Agus dengan wajah yang ceria disertai senyuman aku pun membalas senyumannya. "Ayoo mas Agus langsung munggah aee, ganti ban'e mengko ae..", pembicaraanku membuka pertemuanku dengan mas Agus. Saat aku dan mas Agus sampai di depan gudang semua rekan pun sudah berkumpul dan sepeda pun sudah dinaikan diatas mobil. Kami mulai perjalanan menuju JURANG JERO saat mobil meluncur sekitar jam 6.30 dengan supir andalan kami yaitu pak Abdul Kholiq. Suasana pagi yang lumayan ramai namun ramah, jalanan dipenuhi dengan kendaraan lalu-lalang dan juga para pelajar sekolah ditambah cuaca pagi itu dirasa masih dingin.

        Sampailah kami dipertigaan sebuah kampung, sebut saja kampung Srumbung kami semua turun. Disinilah kami mulai memancal sepeda-sepeda kami. "Ayooo mancalll..." teriakku memberikan semangat. Tak ada jalanan yang landai mulai dari perkampungan ini apalagi jalanan menurun, yaa sekitar -+45 menit kami mancal sepeda-sepeda kami dengan trek menanjak untuk sampai ke lokasi JURANG JERO. Dari jalanan aspal, cor-coran juga tanah dan bebatuan ringan kami lalui sampai memasuki hutan pinus kami pun istirahat sejenak. "Siiikk..siikk.. lungguh siik istirahat karo selfie-selfie disiik.." subhanalloh pemandangan hijau yang terbentang dikanan-kiri dan depan-belakang serta udara yang segar lumayan dapat membantu menyejukkan istirahat kami. Dirasa istirahat pun sudah cukup kami pun melanjutkan pancalan pedal-pedal sepeda kami.

          JURANG JERO

      Alhamdulillah sampailah kami di lokasi JURANG JERO namun pancalan belum selesai sampai disini. Monumen Soeharto itulah puncak dan star pancalan kami di JURANG JERO ini. "Truss goes...perjalanan belum usai." Mas Zaid yang ada di posisi depan tak ubah nya seperti semangatnya anak muda, aku pun di belakangnya, mas Abdurrohman dengan Exotic "full upgrade" megarange nya mengikutiku dibelakang, pak Eko yang terkopoh-kopoh meskipun berbadan besar tak ingin kalah dengan pak abu yang berada didepannya. Sampai pada akhir tanjakan mas Zaid pun mengakhiri pancalan pedal sepedanya karna tanjakannya yang terhitung tinggi disertai dengan krikil yang berserakan. Mas Agus dengan sepeda DJ nya pun ikut menarik pedal nya sambil tertawa nengan medan yang menanjak mas Agus pun terhenti. Nafas pun mulai terengah-engah namun semangat dan keceriaan terlihat di wajah-wajah kami. "Ra kuat Surung...". Tak jauh dari tanjakan itu kami sampai juga di monumen, alhamdulillah... "ayooo selfie dulu..."

🚲 MEDAN DOWNHILL 🚲

       Sudah cukup selfie di sekitar monumen ini saatnya kami turun. Gak pernah punya gambaran sebelumnya terkait medan JURANG JERO ini saat kami turuni dengan trek DOWNHILL, Karna memang trek saat kami naik dan saat turun berbeda. Aku yang berada didepan di ikuti mas Abdurrohman melaju dengan cepatnya sepeda-sepeda kami. "Wooyy medan downhill..." teriakku memberikan isyarat pada rekan yang memang kami gak pernah melewati trek ini. Loncatan-loncatan awal mampu kami lalui namun di pertengahan jalur kami lebih memilih untuk melewati jalur kiri yang tidak melompat karna terlihat sangat tingginya loncatan itu, maklum kami masih baru-baru aj menggeluti sepeda. "GEDUBRAKKK!!!" salah seorang rekan kami ternyata terjatuh namun ringan, mas Agus dengan DJ nya harus mengalami jungkiran saat meloncati gundukan yang ternyata di bawahnya terdapat batu, spontan batu itu mengganjal ban depan sepeda milik mas Agus. Namun begitulah, rasa senang dan bahagia mampu menjadikan kejadian itu di anggap oleh mas Agus suatu pengalaman yang asyik karna terlihat dari tawa mas Agus yang sedikit terbahak saat menceritakan kejadian itu. Sampai di bawah kami pun mampir di salah satu warung simbok yang ada di lokasi JURANG JERO.

       Kiranya hanya sedikit ini yang mampu untuk di kisah kan awal kali pengalaman yang "udik" namun lumayan berkesan bagi kami di JURANG JERO.
ucapan terima kasih buat pak kelik atau pak Abdul Kholiq yang telah sudi menyempatkan waktunya untuk mengantarkan kami ke lokasi JURANG JERO. Bu
at rekan-rekan goes, jangan bosan dengan sepeda-sepeda kalian, pedal-pedal kalian masih mulus dan siap untuk di pancal. Jadikan momen-momen  disetiap pancalan suatu hal yang akan mengenang saat kita sudah jadi kakek-kakek kelak, insya Alloh.

Sahabat goes kalian,

Ibnu Umar
Di ruang bawah lampu, di gelapnya malam.

Selasa, 20 DzulQo'dah 1437H /
23 agustus 2016M

21 komentar:

  1. MANTAP ITU CERITANYA....LANJUT YOOO TEAM GOWESSS

    BalasHapus
  2. Wah ra iso melu ngrapat terus jewww.

    BalasHapus
  3. Wah ra iso melu ngrapat terus jewww.

    BalasHapus
  4. gpp... sementara touring nya nitip dulu... heee

    BalasHapus